Rabu, 22 Januari 2014

Rencana Aksi Pulau Barrang Lompo Makassar (kesehatan lingkungan)


A.           PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan dambaan hidup setiap manusia. Sebanyak apapun harta atau materi yang dimiliki seseorang jika tubuhnya tidak sehat maka hal itu tidaklah berguna bagi dirinya. Untuk mencapai kondisi sehat pemerintah melakukan berbagai macam upaya berupa program kesehatan yang nantinya akan diimplementasikan dalam aksi kesehatan masyarakat.
Lingkungan pesisir merupakan lingkungan yang sangat rentan terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan oleh tidak baiknya pengelolahan lingkungan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat pesisir berada di pedalaman yang jauh dari akses informasi. Belum lagi sarana dan prasarana air bersih serta sanitasi lingkungan masyarakat pesisir yang masih sangat jauh dari layak. Selain itu, pola kehidupan masyarakat pedalaman pesisir yang cenderung mengkonsumsi ikan yang banyak dan jarang mengkonsumsi sayur-sayuran menjadikan pola pertahanan tubuh mereka terhadap penyakit semakin rentan.
Pulau Barrang Lompo tergolong pulau kecil karena luasnya sekitar 20,38 Km, secara ekologis terpisah dari induknya, dan dari segi sosial, ekonomi serta budaya masyarakat pulau ini khas dibandingkan daratan besar Provinsi Sulawesi Selatan (DKP, 2004). Pulau ini bisa dicapai dari Kota Makassar dengan menggunakan perahu bermotor sekitar 45 menit sampai 1 jam. Keperluan-keperluan rumah tangga hampir sebagian besar dibeli dari kota Makassar. Di masyarakat ini dikenal orang-orang yang berbelanja bahan-bahan kebutuhan sehari-hari di Kota Makassar untuk dijual kembali di pulau tersebut. Oleh sebab itu, pulau ini mempunyai kekhasan lingkungan fisik dan sosial tersendiri dibandingkan pulau induknya, yakni Pulau Sulawesi.


B.            GAMBARAN LOKASI PULAU BARRANG LOMPO

1.        Profil Wilayah
Pulau Barrang Lompo merupakan sebuah pulau kecil dari gugusan kepulauan Spermonde. Dari sisi pemerintahan, pulau ini sebuah kelurahan dari Kecamatan Ujung Tanah, Kotamadia Makassar. Jaraknya dari Makassar sekitar 11 mil. Walaupun merupakan pulau, tetapi tidaklah terisolir, mudah dicapai dengan perahu nelayan atau kapal penumpang dari Dermaga Tradisional Kayu Bengkoah di Makassar. Adapun secara geografis pulau ini terletak pada posisi 119  19’48’ Bujur Timur dan 05  02’48’ Lintang Selatan.
Di sebelah utara pulau ini berbatasan dengan Pulau Badik dan Pulau Balang Lompo yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Liukang Topabiring, Kabupaten Kepulauan Pangkajene. Pulau Barrang Caddi dan Pulau Kodingareng menjadi batas selatan dari pulau ini. Adapun batas baratnya adalah Pulau Lumulumu. Batas timurnya dua pulau tempat rekreasi yang ramai dikunjungi orang, yakni Pulau Lae-lae dan Pulau Kahyangan.
Lapisan tanahnya memang pasir, tetapi terdapat pula lapisan tanah yang subur di bawahnya, sehingga menjadi lahan yang baik untuk tumbuhnya berbagai macam tanaman, seperti pohon bakara (sukun), pohon kelor, pohon kelapa, pohon pisang, dan lain-lain.




2.        Orientasi Wilayah
Curah hujan cukup tinggi, sekitar 2.144 mm dan rata-rata temperatur di pulau ini 31 derajat. Iklimnya banyak dipengaruhi oleh angin timur (ti moro) dan angin barat (bara‘). Kedua musim ini sangat mempengaruhi kehidupan dan aktivitas penduduk di pulau ini. Musim angin barat antara bulan November dan Februari.
Adapun antara bulan Maret dan April merupakan transisi ke musim angin timur. Sementara itu musim angin timur sekitar bulan Juni, Juli dan Agustus. Periode transisi ke angin barat adalah bulan September dan Oktober.

3.        PENDUDUK
a.    Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Pulau ini terhitung padat penghuninya dengan luas sekitar 20,38 hektar, berdasarkan data BPS jumlah penduduk pulau ini pada tahun 2010 sebanyak 4.209 jiwa. Tahun 1991 jumlah penduduk hanya sekitar 1500 jiwa, tahun 1999 sudah mencapai 3368 jiwa lebih dan. Jumlah penduduk di pulai ini tergolong padat dibandingkan luas wilayahnya, yaitu rata-rata 5 – 10 anak per keluarga.
b.    Sebaran dan Kepadatan Penduduk
Secara administrasi Kelurahan Barrang Lompo dibagi menjadi 4 Rukun Warga (RW) dengan luas wilayah 20,38 ha. Dari hasil analisis TIPP didapatkan luasan masing-masing RW yaitu:
Ø  RW I dengan luasan wilayah 3,73 ha,
Ø  RW II dengan luas wilayah 5,33 ha,
Ø  RW III dengan luas wilayah 6,5 ha dan
Ø  RW IV dengan luas wilayah 20,38 ha.

4.      Fasilitas Kesehatan
Pulau ini dilengkapi dengan fasilitas kesehatan berupa 1 buah Puskesmas dan sebuah lagi Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan tenaga medis yang terdiri dari 1 orang dokter, 1 orang perawat, 1 orang mantri, dan 1 orang bidan.

C.  RENCANA AKSI


No


Issu

Efek yang ditimbulkan

Akar Masalah

Tujuan & Sasaran

Strategi

Kegiatan

Sumber Dana
1.
Masalah sampah
Terjadinya pencemaran  lingkungan sekitar, termasuk lingkungan air yang dapat menyebabkan kematian pada biaota laut dan penyakit pada manusia, selain itu, menumpuknya sampah di beberapa titik di pulau tersebut  mengurangi estetika lingkungan.
1.      Meningkatya jumlah penduduk
2.      Pengetahuan warga yang kurang
3.      Kurangnya perhatian pemerintah dalam pengolahan limbah
4.      Teknologi pembuangan yang belum ada
Tujuan : untuk meningkatkan kualitas lingkungan terutama lingkungan air dan masyarakat mampu menerapkan prinsip reduce reuse recycle.
Sasaran : meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengolah limbah yang dihasilkan.
Melakukan penyuluhan tentang pengolahan jenis limbah, pemanfaatan barang-barang tidak terpakai agar lebih bernilai ekonomis dan memberikan pelatihan pengolahan sampah sederhana
1.     Penyuluhan tentang limbah padat.
2.     Pelatihan pembuatan pengolahan limbah cair sederhana.
3.     Pelatihan daur ulang sampah.
1.     Pemerintah
2.     Swadaya masyarakat
2.
Mata air tawar
Kurangnya sumber mata air tawar di Pulau Barrang Lompo, sehingga membutuhkan pasokan dari Kota Makassar.
Berkurangnya pohon-pohon berukuran besar yang dapat menyaring air untuk menghasilkan mata air tawar secara alami. Pohon-pohon tersebut ditebang untuk dibuat rumah dan membuka lahan hunian baru.
Tujuan: untuk menambah jumlah mata air tawar.
Sasaran: semua warga Pulau Barrang Lompo
1.     Pengaturan tata letak bangunan di pulau tersebut.
2.     Melakukan penghijauan.

1.   Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pohon.
2.   Melakukan penanaman pohon.
1.     Pemerintah
2.     Swadaya masyarakat
3.
Masalah kecacingan
Dapat menyebabkan gangguan absorbsi dan metabolisme zat-zat gizi yang berujung pada kekurangan gizi dan menurunnya daya tahan tubuh pada penderitanya.
Kurangnya pengetahuan siswa SD Barrang Lompo tentang PHBS dan sanitasi lingkungan.
Tujuan:
1.     Meningkatkan pengetahuan siswa SD Barrang Lompo tentang PHBS dan sanitasi lingkungan.
2.     Menurunkan kasus kejadian kecacingan pada anak.
Sasaran: siswa SD Barrang Lompo.
Pencegahan dan pengendaalian penyakit kecacingan.

1.     Melakukan penyuluhan tentang PHBS  dan sanitasi lingkungan.
2.     Peningkatan pengetahuan tentang penyakit kecacingan.
3.     Memberikan obat kecacingan
1.      Pemerintah
2.      Swadaya masyarakat



D.           PENUTUP

Rencana aksi dalam kegiatan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan jika semua warga masyarakat dan pihak pemerintah mau bersama-sama mewujudkannya.


Referensi:
Mairuhu, Vina. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Di Pulau Barrang Lompo Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.Sumber: Http://Repository.Unhas.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/4326/VINNA%20MAIRUHU_K11108520.Pdf?Sequence=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar