A.
PENDAHULUAN
Kesehatan
merupakan dambaan hidup setiap manusia. Sebanyak apapun harta atau materi yang
dimiliki seseorang jika tubuhnya tidak sehat maka hal itu tidaklah berguna bagi
dirinya. Untuk mencapai kondisi sehat pemerintah melakukan berbagai macam upaya
berupa program kesehatan yang nantinya akan diimplementasikan dalam aksi
kesehatan masyarakat.
Lingkungan
pesisir merupakan lingkungan yang sangat rentan terhadap penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh tidak baiknya pengelolahan lingkungan. Hal ini disebabkan
karena sebagian besar masyarakat pesisir berada di pedalaman yang jauh dari
akses informasi. Belum lagi sarana dan prasarana air bersih serta sanitasi
lingkungan masyarakat pesisir yang masih sangat jauh dari layak. Selain itu, pola kehidupan
masyarakat pedalaman pesisir yang cenderung mengkonsumsi ikan yang banyak dan
jarang mengkonsumsi sayur-sayuran menjadikan pola pertahanan tubuh mereka
terhadap penyakit semakin rentan.
Pulau Barrang Lompo tergolong pulau kecil karena luasnya sekitar 20,38 Km,
secara ekologis terpisah dari induknya, dan dari segi sosial, ekonomi serta
budaya masyarakat pulau ini khas dibandingkan daratan besar Provinsi Sulawesi
Selatan (DKP, 2004). Pulau ini bisa dicapai dari Kota Makassar dengan
menggunakan perahu bermotor sekitar 45 menit sampai 1 jam. Keperluan-keperluan
rumah tangga hampir sebagian besar dibeli dari kota Makassar. Di masyarakat ini
dikenal orang-orang yang berbelanja bahan-bahan kebutuhan sehari-hari di Kota
Makassar untuk dijual kembali di pulau tersebut. Oleh sebab itu, pulau ini mempunyai kekhasan
lingkungan fisik dan sosial tersendiri dibandingkan pulau induknya, yakni Pulau
Sulawesi.
B.
GAMBARAN LOKASI PULAU BARRANG LOMPO
1.
Profil Wilayah
Pulau Barrang Lompo merupakan sebuah pulau kecil dari gugusan kepulauan
Spermonde. Dari sisi pemerintahan, pulau ini sebuah kelurahan dari Kecamatan
Ujung Tanah, Kotamadia Makassar. Jaraknya dari Makassar sekitar 11 mil. Walaupun
merupakan pulau, tetapi tidaklah terisolir, mudah dicapai dengan perahu nelayan
atau kapal penumpang dari Dermaga Tradisional Kayu Bengkoah di Makassar. Adapun
secara geografis pulau ini terletak pada posisi 119
19’48’ Bujur Timur dan 05
02’48’ Lintang Selatan.
Di sebelah utara pulau ini berbatasan dengan Pulau Badik dan Pulau
Balang Lompo yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Liukang Topabiring,
Kabupaten Kepulauan Pangkajene. Pulau Barrang Caddi dan Pulau Kodingareng
menjadi batas selatan dari pulau ini. Adapun batas baratnya adalah Pulau
Lumulumu. Batas timurnya dua pulau tempat rekreasi yang ramai dikunjungi orang,
yakni Pulau Lae-lae dan Pulau Kahyangan.
Lapisan tanahnya memang pasir, tetapi terdapat pula lapisan tanah yang
subur di bawahnya, sehingga menjadi lahan yang baik untuk tumbuhnya berbagai
macam tanaman, seperti pohon bakara (sukun), pohon kelor, pohon kelapa,
pohon pisang, dan lain-lain.
2.
Orientasi Wilayah
Curah hujan cukup tinggi, sekitar 2.144 mm dan rata-rata temperatur di pulau
ini 31 derajat. Iklimnya banyak dipengaruhi oleh angin timur (ti moro)
dan angin barat (bara‘). Kedua musim ini sangat mempengaruhi kehidupan
dan aktivitas penduduk di pulau ini. Musim angin barat antara bulan November
dan Februari.
Adapun antara bulan Maret dan April merupakan transisi ke musim angin
timur. Sementara itu musim angin timur sekitar bulan Juni, Juli dan Agustus.
Periode transisi ke angin barat adalah bulan September dan Oktober.
3.
PENDUDUK
a.
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Pulau ini terhitung padat penghuninya dengan
luas sekitar 20,38 hektar, berdasarkan
data BPS jumlah penduduk pulau ini pada tahun 2010 sebanyak 4.209 jiwa. Tahun 1991 jumlah penduduk hanya sekitar 1500
jiwa, tahun 1999 sudah mencapai 3368 jiwa lebih dan. Jumlah penduduk di pulai ini tergolong padat
dibandingkan luas wilayahnya, yaitu rata-rata 5 – 10 anak per keluarga.
b.
Sebaran dan Kepadatan Penduduk
Secara administrasi Kelurahan Barrang Lompo dibagi menjadi 4 Rukun Warga (RW)
dengan luas wilayah 20,38 ha. Dari hasil analisis TIPP didapatkan luasan
masing-masing RW yaitu:
Ø RW I dengan luasan wilayah 3,73 ha,
Ø RW II dengan luas wilayah 5,33 ha,
Ø RW III dengan luas wilayah 6,5 ha dan
Ø RW IV dengan luas wilayah 20,38 ha.
4.
Fasilitas Kesehatan
Pulau ini dilengkapi dengan fasilitas kesehatan
berupa 1 buah Puskesmas dan sebuah lagi Puskesmas
Pembantu (Pustu) dengan tenaga medis
yang terdiri dari 1 orang dokter, 1 orang perawat, 1 orang mantri, dan 1 orang
bidan.
C. RENCANA
AKSI
No
|
Issu
|
Efek yang ditimbulkan
|
Akar Masalah
|
Tujuan & Sasaran
|
Strategi
|
Kegiatan
|
Sumber Dana
|
1.
|
Masalah sampah
|
Terjadinya pencemaran
lingkungan sekitar, termasuk lingkungan air yang dapat menyebabkan
kematian pada biaota laut dan penyakit pada manusia, selain itu, menumpuknya
sampah di beberapa titik di pulau tersebut
mengurangi estetika lingkungan.
|
1.
Meningkatya jumlah
penduduk
2.
Pengetahuan warga yang
kurang
3.
Kurangnya perhatian
pemerintah dalam pengolahan limbah
4.
Teknologi pembuangan
yang belum ada
|
Tujuan : untuk meningkatkan kualitas lingkungan
terutama lingkungan air dan masyarakat mampu menerapkan prinsip reduce reuse
recycle.
Sasaran : meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
mengolah limbah yang dihasilkan.
|
Melakukan penyuluhan tentang pengolahan jenis limbah, pemanfaatan
barang-barang tidak terpakai agar lebih bernilai ekonomis dan memberikan
pelatihan pengolahan sampah sederhana
|
1.
Penyuluhan tentang
limbah padat.
2.
Pelatihan pembuatan
pengolahan limbah cair sederhana.
3.
Pelatihan daur ulang
sampah.
|
1.
Pemerintah
2.
Swadaya masyarakat
|
2.
|
Mata air tawar
|
Kurangnya sumber mata air tawar di Pulau Barrang Lompo,
sehingga membutuhkan pasokan dari Kota Makassar.
|
Berkurangnya pohon-pohon berukuran besar yang dapat menyaring air
untuk menghasilkan mata air tawar secara alami. Pohon-pohon tersebut ditebang
untuk dibuat rumah dan membuka lahan hunian baru.
|
Tujuan: untuk menambah jumlah mata air tawar.
Sasaran: semua warga Pulau Barrang Lompo
|
1.
Pengaturan tata letak
bangunan di pulau tersebut.
2.
Melakukan penghijauan.
|
1.
Melakukan penyuluhan
tentang pentingnya pohon.
2.
Melakukan penanaman
pohon.
|
1.
Pemerintah
2.
Swadaya masyarakat
|
3.
|
Masalah kecacingan
|
Dapat menyebabkan gangguan
absorbsi dan metabolisme zat-zat gizi yang berujung pada kekurangan gizi dan
menurunnya daya tahan tubuh pada penderitanya.
|
Kurangnya pengetahuan siswa SD Barrang Lompo tentang PHBS dan
sanitasi lingkungan.
|
Tujuan:
1.
Meningkatkan pengetahuan
siswa SD Barrang Lompo tentang PHBS dan sanitasi lingkungan.
2.
Menurunkan kasus
kejadian kecacingan pada anak.
Sasaran: siswa SD Barrang Lompo.
|
Pencegahan dan
pengendaalian penyakit kecacingan.
|
1. Melakukan penyuluhan tentang PHBS dan sanitasi lingkungan.
2. Peningkatan pengetahuan tentang penyakit kecacingan.
3. Memberikan obat kecacingan
|
1.
Pemerintah
2.
Swadaya masyarakat
|
D.
PENUTUP
Rencana aksi dalam kegiatan bisa berjalan sesuai dengan
yang diharapkan jika semua warga masyarakat dan pihak pemerintah mau
bersama-sama mewujudkannya.
Referensi:
Mairuhu, Vina. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Di Pulau Barrang
Lompo Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.Sumber: Http://Repository.Unhas.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/4326/VINNA%20MAIRUHU_K11108520.Pdf?Sequence=1
Admin. 2010. Wisata bahari kota makassar. Sumber: http://bahasa.makassarkota.go.id/index.php/pesona-pariwisata/wisata-bahari-kota-makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar