PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK KAWASAN PESISIR
Air merupakan kebutuhan pokok
bagi seluruh kehidupan makhluk hidup didunia. Semua makluk hidup memerlukan air
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, termasuk manusia. Seiring
berjalannya waktu dan bertambahnya penduduk dunia, pasokan air bersih menjadi
semakin berkurang. Beberapa daerah di selatan pantai selatan Jawa, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sering mengalami kesulitan penyediaan
air bersih, terutama pada musim kemarau (Kompas 2005). Kelangkaan air sungguh
ironis dengan predikat Bumi sebagai "Planet Air" sebab 70% permukaan
bumi tertutup air. Namun, sebagian besar air di Bumi merupakan air asin
sehingga tidak bisa digunakan untuk air minum dan hanya sekitar 2,5% saja yang
berupa air tawar.
Air bersih adalah salah satu
jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh
manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari
termasuk diantaranya adalah sanitasi.
A.
Pengertian Pesisir
Kawasan Pesisir adalah suatu jalur saling
pengaruh antara darat dan laut, yang memiliki ciri geosfer yang khusus, ke arah
darat dibatasi oleh pengaruh sifat fisik laut dan sosial ekonomi bahari,
sedangkan arah ke laut dibatasi oleh proses alami serta akibat kegiatan manusia
terhadap lingkungan di darat (BAKOSURTANAL, 1990).
Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan
antara daratan dan laut ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan,
baik keringmaupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut
seperti pasang surut, angin laut, dan
perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi
oleh proses alami yang terjadi di darat
seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena
kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
B.
Masalah Penyediaan Air Bersih di Kawasan Pesisir
Salah satu masalah kesehatan lingkungan yang umum terjadi pada sebagian
besar kawasan pesisir adalah masalah penyediaan air bersih bagi masyarakat yang
bermukim di kawasan tersebut. Hal ini dikarenakan sumber air yang ada di kawasan pesisir biasanya berasal dari sumur air tanah yang airnya berasa asin. Kualitas
air tanahnya juga sangat bergantung dari curah hujan. Pada musim kemarau, air
tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah
dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut.
Selain itu kadar air tawar juga semakin menurun karena pembangunan yang
berkelanjutan tanpa memperhatikan lingkungan sehingga memperkecil daerah
resapan air hujan. Kandungan air tawar dalam tanah semakin menipis karena
diambil terus menerus sehingga semakin banyak air laut yang meresap kedalam
tanah menggantikan posisi air tawar
tersebut. Kondisi tanah yang umumnya berupa tanah karang
membuat sumber-sumber air yang memadai sulit diperoleh. Kerusakan alam akibat
penebangan hutan bakau juga akan mempercepat intrusi air laut ke darat yang
menyebabkan air tawar di desa-desa pesisir pantai berubah menjadi payau.
C.
Penanggulangan Masalah
Untuk permasalahan penduduk yang bermukim di kawsan pesisir, telah ada
beberapa solusi, antar lain:
1. Pemurnian air laut.
Pada dasarnya prinsip pemurnian air
laut adalah proses pemisahan garam dari air laut sehingga diperoleh air tawar,
proses ini kita kenal dengan sebutan desalinasi. Ada banyak cara untuk mengolah
air asin menjadi air tawar, antara lain:
a. Penyulingan
Percobaan
pertama untuk memisahkan garam dan air laut adalah meniru cara alam, yaitu
dengan menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika air
laut dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut tetap
tinggal dalam larutan (air laut). Dengan menggunakan alat suling bagian dalam
wadah perebus air laut dilengkapi dengan pipa-pipa tegak untuk memperluas
permukaan air yang dipanaskan. Dengan perluasan dapat diperoleh banyak uap
dalam waktu relatif singkat.
b. Osmosis Balik (Reverse Osmosis)
Osmosis
balik atau reverse osmosis (RO),
dilaksanakan dengan memberikan tekanan terhadap air laut, sehingga memaksa dari
molekul-molekul air murni menembus suatu membran semipermeabel, sedangkan
sisanya berupa garam larut, bahan-bahan organik, bakteri akan ditolak
(rejeksi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diatas. Osmosis balik
ini dioperasikan secara kontinyu. Kemurnian air yang dicapai hingga 99% dan
tingkat produksi yang tinggi. RO merupakan cara paling murah untuk menawarkan
pemurnian air laut. Keuntungan metode ini adalah kemurnian air yang dihasilkan
bagus, menghemat tempat,dan menghemat energi.
c. Evaporator
Evaporator
adalah sistem utama bagi pabrik untuk mengolah air laut menjadi air tawar.
Demikian juga Ladang garam memproduksi garam melalui proses penguapan air laut.
Sebaliknya, air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air
laut. Evaporator untuk mengolah air laut dirancangkan untuk mengumpulkan uap
yang terjadi di dalam proses penguapan. Proses tersebut antara lain: penguapan
dengan multi guna yaitu air laut yang direbus untuk penguapan. Sehingga uap itu
akan terkumpul menjadi air tawar. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pabrik
pengolah air laut skala besar. Disamping itu juga terdapat proses tekanan
peresapan (osmosis) dengan arah balik yaitu cara untuk mengurangi dan
menghapus rasa asin air laut. Teknologi ini digunakan untuk pabrik pengolah air
laut sekala menengah dan kecil.
2. Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Masyarakat (PAMSIMAS)
Program penyediaan air minum dan sanitasi masyarakat adalah program yang ditujukan bagi daerah-daerah tertinggal yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
airnya. Program ini diharapkan mampu
menjadi solusi bagi masyarakat terpencil dan masyarakat pesisir untuk memenuhi
kebutuhan akan air bersih dan air minumnya secara swadaya, karena program ini digerakkan
langsung oleh masyarakat itu sendiri.
3.
Perusahaan
Air Minum Daerah (PDAM)
Perusaan
Daerah Air Minum (PDAM) adalah perusahaan daerah yang diharapkan mampu
menyediakan air bersih bagi masyarakat. Pengelolahan air PDAM ini adalah
salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas air layak
komsumsi dan kurang layak komsumsi. Pengelolahan air PDAM dilakukan secara
bertahap sehingga dihasilkan air yang betul-betul baik untuk kebutuhan
sehari-hari. Tahap pengolahan air terdiri dari 6 tahap yaitu: pengelolahan
pendahuluan (pre treatment), pengolahan pertama
(primery treatment), pembunuhan kuman (desinfektan), pembuangan lanjutan (ultimate disposal).
Diharapkan dengan adanya PDAM ini mampu menjangkau daerah-daerah pesisir
dan memenuhi kebutuhan air minum di kawasan tersebut. Terutama daerah pesisir
yang dekat dengan wilayah non pesisir yang memiliki sumber daya air tawar yang
memadai.
4. Triple Water Supply (TWS)
Selain beberapa metode pengolahan diatas, di China juga telah dikembangkan
teknologi “Triple Water Supply” (TWS) yaitu sistem yang terdiri dari
pasokan air tawar, air laut untuk pembilasan toilet, dan reklamasi air limbah (yang
berwarna abu-abu). Berikut konsep dari sistem
ini:

Gambar 1. Bagan Konsep
Dari Sistem Triple
Water Supply (TWS)
Dalam konsep diatas, dapat dilihat bahwa air
tawar hanya digunakan pada kebutuhan domestik dan komersial saja. Sedangkan
untuk menyiram toilet digunakan sumber air laut untuk menghemat penggunaan air
tawar dan memanfaatkan sumber daya air laut yang ada di kawasan pesisir
tersebut. Berdasarkan data di Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR),
salah satu daerah yang mengadopsi sistem TWS tersebut, penggunaan air laut
untuk membilas toilet telah memberikan kontribusi terhadap penghematan 22% dari konsumsi air tawar.

Gambar 2. Rencana Pengerjaan SANI di Hong Kong
Sistem inovatif ini memaksimalkan penghematan
sumber daya air di kota-kota pesisir hingga 23%. Selain itu, sistem baru
ini membuka pintu untuk mengadopsi pengolahan limbah yang inovatif teknologi,
yaitu SANI (Sulfate
reduction Autotrophic
denitrification and Nitrification
Integrated) untuk mengatasi masalah kelangkaan air telah menjadi masalah lama yang
terjadi di Cina, khususnya di Cina Utara. Menurut Bank Dunia, sekitar 400 dari
660 kota di China kekurangan air.
Pengembangan sistem inovatif triple water supply (TWS)
dapat membantu untuk memaksimalkan sumber daya air di kota-kota pesisir dengan
biaya rendah. Dengan proses SANI, dapat mengurangi lebih dari 50% dari biaya produksi keseluruhan, 35% dari konsumsi energi, dan
36% dari emisi gas rumah kaca dari pengolahan limbah. Jika kedua sistem
ini digunakan dalam 16 kota pesisir di China, bisa menghemat 3.600 juta m3
air tawar per tahun, meng hindari 10 juta ton lumpur basah, dan mengurangi
sekitar 2.100 - 5.000 GWh energi per tahun dan 1,7-3.700.000 ton emisi gas CO
per tahun dibandingkan dengan konvensi pengolahan limbah biologis ditambah
reklamasi limbah buangan yang dilakukan di China.
DAFTAR PUSTAKA
G.
H. Chen dkk. 2012. An Innovative Triple Water Supply System and
a Novel SANI® Process to Alleviate Water Shortage and Pollution Problem for
Water-scarce Coastal Areas in China. Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong: Departemen
Teknik Sipil dan Lingkungan.
Kiuk, Irman Julferi. 2008. Penyediaan
Air Bersih di Wilayah Pesisir Dengan Menggunakan Filter Tembikar Studi Kasus
Pantai Kenjeran Surabaya.
Institut Teknik Surabaya: Teknik Lingkungan FTSP.
Syafar, M.
ASFAR. 2011. Upaya Penanggulangan
Penyediaan Air Bersih di Daerah Pesisir Studi Kasus
Pesisir Pantai Bulukumba.
Diakses tanggal 30 Desember pada http://asfarsyafar.blogspot.com/2012/03/kategori-pelajar-upaya
penanggulangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar